- Home »
- pengertian pengertian »
- makalah orde lama,orde baru,orde reformasi dengan lengkap
Asan
On Jumat, 21 Februari 2014
Kata
Pengantar
Puji dan syukur penulis ucapkan
kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “ Kondisi orde baru,orde lama,orde
reformasi”
Penulis mengakui bahwa manusia
mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang
dapat diselesaikan dengan sangat sempurna. Begitu pula dengan makalah ini.
Penulis melakukannya semaksimal mungkin dengan kemampuan yang penulis miliki.
Dimana penulis juga memiliki keterbatasan kemampuan.
Maka dari itu penulis bersedia
menerima kritik dan saran dari pembaca. Penulis akan menerima semua kritik dan
saran tersebut sebagai batu loncatan yang dapat memperbaiki makalah penulis di
masa datang. Sehingga semoga makalah berikutnya dan karya tulis lain dapat
diselesaikan dengan hasil yang lebih baik. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
pembaca.
Daftar Isi
Kata
Pengantar
....................................................................................................
ii
Daftar Isi
.............................................................................................................
iii
A.
LatarBelakang...................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah................................................................................ 1
C.
Tujuan dan manfaat.............................................................................. 1
BAB II
Pembahasan
A.
Orde lama ........................................................ 2
1. Pelaksanaan sistem politik pada masa
orde lama ................................... 2
2. peran pki ................................... 4
B.
Orde baru ........................................................
C.
Orde reformasi ........................................................
BAB III
Penutup
A.
Kesimpulan
DAFTAR
PUSTAKA ......................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Selamahampirsetahuntahunsebagaibangsamerdekakitadihadapkanpadapanggungsejarahperpolitikandanketatanegaraandengandekorasi,
setting, aktor, maupuncerita yang berbeda-beda. SetiappentassejarahcenderungbersifatekslusifdanSteriotipe.
Karenakekhasannyatersebutmakakepadasetiappentassejarahyangterjadidilekatkansuatuatributdemarkatif,
sepertiOrde Lama, OrdeBaru Dan KiniOrdeReformasi.
KarenaesklusifitastersebutmakaseringterjadipandangandanpemikiranyangersifatapologetikdankelirubahwamasingasingOrdemerefleksikantatananperpolitikandanketatanegaraanyangsamasekaliberbedadariOrdesebelumnyadantidakadaikatanhistorissamasekali
OrdeBarulahirkarenaadanyaOrdeLama,danOrdeBarusendiriharuslahdiyakinisebagaisebuahpanoramabagikemunculanOrdeReformasi.DemikianjugasetelahOrdeReformasipastilahakanberkembangpentassejarahperpolitikandanketatanegaraanlainnyadengan
setting dancerita yang mungkin pula tidaksama.
DariperspektifinimakadapatdikatakanbahwaOrdeLamatelahmemberikanlandasankebangsaanbagiperkembanganbangsaIndonesia.SementaraituOrdeBarutelahbanyakmemberikanpertumbuhanwacananormatifbagipemantapanideologinasional,terutamamelaluikonvergensinilainilaisosialbudaya(Madjid,1998)OrdeReformasisendiriwalaupundapatdikatakanmasihdalamproses
pencarianbentuk,namuntelahmenancapakansatutekadyangbergunabagipenumbuhannilaidemokrasidankeadilanmelaluiupayapenegakansupremasihukumdanHAMNilainilaitersebutakanterusdiJustifikasidandiadaptasikandengandinamika
yang terjadi.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapunrumusanmasalah yang hendak di uraikandalammakalahiniadalah ;
a. BagaimanakondisipolitikindonesianpadamasaOrdeLama ?
b. Bagaimanakondisipolitikpadamasademokrasi liberal
danparlementer ?
c. Bagaimana proses peralihankekuasaandariorde lama
keordebaru ?
d. Bagaimana proses terjadinyaperistiwa G 30 S/PKI ?
e. BagaimanaperbedaankebijakanpolitikpadamasaOrde Lama
danOrdeBaru ?
1
C. TUJUAN PENULISAN
Tujuanpenulisanmakalahiniadalahuntuk ;
a. MengetahuikondisipolitikindonesianpadamasaOrde Lama
b. Mengetahuikondisipolitikpadamasademokrasi liberal
danparlementer
c. Mengetahui proses peralihankekuasaandariorde lama
keordebaru
BAB II
PEMBAHASAN
A.ORDE LAMA
Orde lama adalah sebutan bagi orde
pemerintahan sebelum orde baru yang dianggap tidak melaksanakan Pancasila dan
UUD 1945 secara murni dan konsekuen yang ditandai dengan diterapkannya
Demokrasi Terpimpin di bawah kepemimpinan Soekarno. Presiden Soekarno sebagai tokoh
sentral orde lama yaitu sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan.
Sejak
proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia masuk dalam suatu babak
kehidupan baru sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat.
Beberapa peristiwa pada Orde Lama yang
mengaburkan identitas nasional kita adalah; Pemberontakan PKI pada tahun
1948, Demokrasi Terpimpin, Pelaksanaan UUD Sementara 1950, Nasakom dan
Pemberontakan PKI 1965.Pada masa orde lama banyak sekali terjadi
perubahan-perubahan system pemerintahan dan gejolak-gejolak serta pemberontakan
akibat dari system pemerintahan yang tidak stabil tersebut.
1. “PELAKSANAAN SISTEM POLITIK PADA MASA
ORDE LAMA”
1. Tahun 1945 – 1950
Terjadi penyimpangan dari ketentuan UUD ’45 antara
lain:
a)
Berubah
fungsi komite nasional Indonesia pusat dari pembantu presiden menjadi badan
yang diserahi kekuasaan legislatif dan ikut menetapkan GBHN yang merupakan
wewenang MPR.
b)
Terjadinya
perubahan sistem kabinet presidensial menjadi kabinet parlementer.
Pada tahun
1945-1950, terjadi perubahan sistem pemerintahan dari presidentil menjadi
parlemen.Dimana dalam sistem pemerintahan presidentil, presien memiki fungsi
ganda, yaitu sebagai badan eksekutif dan merangkap sekaligus sebagai badan
legislatif.
2.Tahun 1950 – 1959
Sistem Pemerintahan yang dianut adalah parlementer
kabinet dengan demokrasi liberal.
Ciri-ciri demokrasi liberal:
1)
presiden dan
wakil presiden tidak dapat diganggu gugat.
2)
Menteri
bertanggung jawab atas kebijakan pemerintahan.
3)
Presiden
berhak membubarkan DPR.
4)
Perdana
Menteri diangkat oleh Presiden.
Era 1950 -
1959 ialah era dimana presiden Soekarno memerintah menggunakan konstitusi
Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia 1950, dimana periode ini
berlangsung dari 17 Agustus 1950 sampai 5 Juli 1959.
Dewan
Konstituante diserahi tugas membuat undang-undang dasar yang baru sesuai amanat
UUDS 1950. Namun sampai tahun 1959 badan ini belum juga bisa membuat konstitusi
baru.
Akhirnya, Soekarno mengeluarkan Dekrit 5 Juli 1959,
yang membubarkan Konstituante.
Isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959 :
1.
Pembentukan MPRS dan DPAS
2. Kembali
berlakunya UUD 1945 dan tidak berlakunya lagi UUDS 1950
3. Pembubaran Konstituante
Pada masa ini terjadi banyak
pergantian kabinet diakibatkan situasi politik yang tidak stabil.Tercatat ada 7
kabinet pada masa ini.
•
1950-1951 - Kabinet Natsir
•
1951-1952 - Kabinet Sukiman-Suwirjo
•
1952-1953 - Kabinet Wilopo
•
1953-1955 - Kabinet Ali Sastroamidjojo I
•
1955-1956 - Kabinet Burhanuddin Harahap
•
1956-1957 - Kabinet Ali Sastroamidjojo II
•
1957-1959 - Kabinet Djuanda
3.Tahun 1959 – 1968 (Demokrasi
Terpimpin)
Sejarah Indonesia (1959-1968) adalah masa di mana
sistem "Demokrasi Terpimpin" sempat berjalan di Indonesia. Demokrasi
terpimpin adalah sebuah sistem demokrasi dimana seluruh keputusan serta
pemikiran berpusat pada pemimpin negara, yaitu Presiden Soekarno. Konsep sistem
Demokrasi Terpimpin pertama kali diumumkan oleh Presiden Soekarno dalam
pembukaan sidang konstituante pada tanggal 10 November 1956.
Berbagai penyimpangan dalam
Demokrsi terpimpin :
Ø Pancasila diidentikkan dengan Nasakom
Ø Produk hukum yang setingkat dengan undang-undang (UU) ditetapkan dalam
bentuk penetapan presiden (penpres) daripada persetujuan
Ø MPRS mengangkat Soekarno sebagai presiden seumur hidup
Ø Presiden membubarkan DPR hasil pemilu 1955
Ø Presiden menyatakan perang dengan Malasya
Ø Presiden menyatakan Indonesia keluar dari PBB
Ø Hak Budget tidak jalan
Penyimpangan lain
dalam demokrasi terpimpin adalah campur tangan presiden dalam bidang Yudikatif
seperti presiden diberi wewenang untuk melakukan intervensi di bidang yudikatif
berdasarkan UUD No.19 tahun 1964 yang jelas bertentangan dengan Undang-Undang
Dasar 1945 dan di bidang Legislatif berdasarkan Peraturan Presiden No.14 tahun
1960 dalam hal anggota DPR tidak mencapai mufakat mengenai suatu hal atau
sesuatu rancangan Undang-Undang.
Selain itu terjadi
penyimpangan di bidang perundang-undangan di mana berbagai tindakan pemerintah
dilaksanakan melalui Penetapan Presiden (Panpres) yang memakai Dekrit 5 Juli
1959 sebagai sumber hukum. Didirikan pula badan-badan ekstra kontitusional
seperti ‘front nasional’ yang ternyata dipakai oleh pihak komunis sebagai arena
kegiatan, sesuai denga taktik komunisme internasional yang menggariskan
pembentukan front nasional sebagai persiapan ke arah terbentuknya demokrasi
rakyat.
Pada masa ini terjadi
persaingan antara Angkatan Darat, Presiden, dan PKI. Persaingan ini mencapai
klimaks dengan meletusnya perisiwa Gerakan 30 September 1965 yang dilakukan
oleh PKI.
2. “PERANAN PKI”
Partai Komunis Indonesia (PKI) menyambut
"Demokrasi Terpimpin" Soekarno dengan hangat dengan anggapan bahwa
PKI mempunyai hak untuk menyelesaikan persekutuan konsepsi yang sedang marak di
Indonesia kala itu, yaitu antara ideologi nasionalisme, agama (Islam) dan
komunisme yang dinamakan NASAKOM.
Nasakom adalah singkatan Nasionalis, Agama dan
Komunis, dan merupakan konsep dasar Pancasila pada masa pemerintahan orde lama.
Konsep ini diperkenalkan oleh Presiden Soekarno yang menekankan adanya
persatuan dari segala macam ideologi Nusantara untuk melawan penjajahan, dan
sebagai pemersatu Bangsa untuk Revolusi rakyat dalam upaya memberantas
kolonialisme Indonesia.
Ia melihat bahwa nasionalisme dan Islam merupakan
paham-paham yang kurang tajam untuk menganalisis keadaan, karena itulah
dibutuhkan faham komunisme untuk menyokong dua ideologi tersebut untuk
membangun Indonesia.
Tetapi
kedekatan dengan PKI malah menjadi bumerang tersendiri. Serta merta pihak PKI
melakukan pemberontakan menuju Indonesia komunis. Sehingga bencana nasional
berupa G30S PKI 1965 terjadi dan mengakhiri pemerintahan Sukarno yang diktator
dengan model ‘terpimpin’nya. Pada 12 Maret 1966, PKI dibubarkan dan kekuasaan
digantikan oleh Soeharto.
B.ORDE BARU
1. Pelaksanaan demokrasi pada masa Orde Baru
Masa
Orde Baru berlangsung pada tahun 1966-1998. Pemerintahan Orde Lama berakhir
setelah keluar Surat Perintah Sebelas Maret 1966 yang dikuatkan dengan
Ketetapan MPRS No. IX/MPRS/1966. Pelaksanaan demokrasi Masa Orde Baru
dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Adanya penataan
kehidupan dan pembangunan kenegaraan dalam berbagai bidang
b) Penerapan
demokrasi berdasarkan Pancasila (Demokrasi Pancasila)
c) Pemilu
dilaksanakan pada tahun 1971, 1977, 1982,
1987, 1992, dan 1997.
d) Pembagian kekuasaan (MPR, DPR, DPA, BPK, MA,
dan Presiden)
e) Ditetapkannya GBHN sebagai asas pembangunan
nasional.
Sumber : Redaksi Grahadi. 2013. Pendidikan Kewarganegaran. Surakarta:
SIMPATI SMA
2. Lahirnya
Orde Baru
a.Gerakan 30 September 1965/ PKI
Latar belakang munculnya Gerakan 30 September 1965 antara lain :
a.Adanya krisis sosial politik dan ekonomi nasional yang memprihatinkan .
b.Pemberlakuan doktrin Nasakom yang memperkukuh kedudukan PKI dalam peraruran politik RI yang hanya dapat di imbangi oleh AD.
c.Gagasan PKI untuk mewujudkan angkatan kelima.
d.Adanya perseteruan antara PKI dan AD.
PKI merupakan organisasi politik kelanjutan dari ISDV yang didirikan oleh H. Sneevliet pada tahun 1914. Aktivitas PKI menekan tindakan revolusioner untuk mencapai tujuannya. Misalnya :
a.Pada tahun 1926-1927 mengadakan pemberontakan di beberapa daerah tetapi di gagalkan oleh pemerintah Hindia Belanda.
b.Pada tahun1948 mengadakan pemberontakan di Madiun,
D. Pemerintahan Orde Baru
1. Pengertian
Orde baru adalah suatu tatanan seluruh perikehidupan rakyat, bangsa, dan negara yang diletakkan kembali kepada pelaksanaan pancasila secara murni dan konsekuen. Lahirnya Orde Baru diawali dengan dikeluarkannya Surat Perintah 11 Maret1966 yang menjadi tonggak lahirnya Orde Baru.
2.Landasan kehidupan Politik Orde Baru
a.Landasan Idil : Pancasila
b.Landasan Konstitusional: uud 1945
c.Landasan Operasional: Tap MPR
3.Kebijakan pemerintahan Orde Baru
Setelah berhasil menciptakan politik dalam negeri , maka pemerintahan berusaha melakukan pembangunan nasional yang di relisasikan pada pembangunan jangka panjang dan pembangunan jangka pendek.
Penbangunan yang dilakukan bertunpu pada Trilogi Pembangunan yakni:
a.Pembangunan yang dilakukan dan hasil-hassilnya yang menuju pada terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
b.Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi
c.Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.
4.Ciri-ciri pokok pemerintahan Orde Baru
a.Bidang Politik
1)Lembaga kepresidenan terlalu dominana
2)Rendahnya kesetaraan diantara lembaga tinggi negara.
3)Rekruitmen politik yang tertutup
4)Birokrasi sebagai instrumen kekuasaan.
5)Kebijakan publik yang tidak transparan.
6)Sentralisasi kekuasaan.
7)Implementasi hak asasi yang masih rendah.
b.Bidang ekonomi
a.Kebijakan mengutamakan pertumbuhan ekonomi.
b.Pinjaman luar negeri.
c.Konglomerasi.Dwi fungsi ABRI
d.Politik Luar Negeri yang bebas aktif
Pengaruh menguatnya Peran Negara pada Masa Orde Baru
a.Bidang Politik
1)Pemerintahahn yang otoriter
2)Pemerintahan yang dominantif
3)Pemerintahan yang sentralisasi.
b.Bidang Ekonomi
1)Terjadi kesenjangan sosial
2)Konglomerasi.
3)Terjadi korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Sehari kemudian , Presiden B.J. Habiebie mengumumkan susunana Kabinet Reformasi Pembangunan dan dilantik pada tanggal 23 Mei 1998. Di dalam kabinet baru ini , Presiden mengikutsertakan beberapa menteri yang berasal dari luar Golkar sebagai anggota kabinetnya. Namun hal ini bukan berarti kabinet Presideb B.J. Habiebie dapat begitu saja diterima, karena pemerintahan baru ini tetap dianggap sebagai kelanjutan dari kekuasan Orde Baru. Sementara itu, para pendukung reformasi sendiri terbagi menjadi dua, antara yang mendukung dan menolak pemerintahan B.J. Habiebie.
Tuntutan reformasi yang bertujuan memperbaiki keadaan berubah arah menjadi anarki di beberapa tempat karenaadanya perbedaan penafsiran tentang arti reformsi untuk kepentingan tertentu. Penyimpangan terhadap tujuan reformasi itu dapat dilihat pada beberapa hal, seperti penjarahan tidak terkendali yang terjadi di berbagai tempatdan upaya menurunkan seorang dari jabatan yang dilakukkan massa tanpa aturan yang jelas. Penyimpangan itu juga dapat dilihat pada berkembangnya hujatan dan opini yang tidak didasarkan pada pemikiran yang dalam, baikdidalam masyarakat mupun media massa. Akibatnya , segala sesuatu yang dianggap baik pada massa Orde Baru segera dianggap jelek pada massa reformasi. Pengkultsan dan penistaan dilakukan silih berganti dengan mudah, dan kekerasan seolah-oloah telah menjadi sesuatu yang biasa.
C. ORDE REFORMASIa.Gerakan 30 September 1965/ PKI
Latar belakang munculnya Gerakan 30 September 1965 antara lain :
a.Adanya krisis sosial politik dan ekonomi nasional yang memprihatinkan .
b.Pemberlakuan doktrin Nasakom yang memperkukuh kedudukan PKI dalam peraruran politik RI yang hanya dapat di imbangi oleh AD.
c.Gagasan PKI untuk mewujudkan angkatan kelima.
d.Adanya perseteruan antara PKI dan AD.
PKI merupakan organisasi politik kelanjutan dari ISDV yang didirikan oleh H. Sneevliet pada tahun 1914. Aktivitas PKI menekan tindakan revolusioner untuk mencapai tujuannya. Misalnya :
a.Pada tahun 1926-1927 mengadakan pemberontakan di beberapa daerah tetapi di gagalkan oleh pemerintah Hindia Belanda.
b.Pada tahun1948 mengadakan pemberontakan di Madiun,
D. Pemerintahan Orde Baru
1. Pengertian
Orde baru adalah suatu tatanan seluruh perikehidupan rakyat, bangsa, dan negara yang diletakkan kembali kepada pelaksanaan pancasila secara murni dan konsekuen. Lahirnya Orde Baru diawali dengan dikeluarkannya Surat Perintah 11 Maret1966 yang menjadi tonggak lahirnya Orde Baru.
2.Landasan kehidupan Politik Orde Baru
a.Landasan Idil : Pancasila
b.Landasan Konstitusional: uud 1945
c.Landasan Operasional: Tap MPR
3.Kebijakan pemerintahan Orde Baru
Setelah berhasil menciptakan politik dalam negeri , maka pemerintahan berusaha melakukan pembangunan nasional yang di relisasikan pada pembangunan jangka panjang dan pembangunan jangka pendek.
Penbangunan yang dilakukan bertunpu pada Trilogi Pembangunan yakni:
a.Pembangunan yang dilakukan dan hasil-hassilnya yang menuju pada terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
b.Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi
c.Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.
4.Ciri-ciri pokok pemerintahan Orde Baru
a.Bidang Politik
1)Lembaga kepresidenan terlalu dominana
2)Rendahnya kesetaraan diantara lembaga tinggi negara.
3)Rekruitmen politik yang tertutup
4)Birokrasi sebagai instrumen kekuasaan.
5)Kebijakan publik yang tidak transparan.
6)Sentralisasi kekuasaan.
7)Implementasi hak asasi yang masih rendah.
b.Bidang ekonomi
a.Kebijakan mengutamakan pertumbuhan ekonomi.
b.Pinjaman luar negeri.
c.Konglomerasi.Dwi fungsi ABRI
d.Politik Luar Negeri yang bebas aktif
Pengaruh menguatnya Peran Negara pada Masa Orde Baru
a.Bidang Politik
1)Pemerintahahn yang otoriter
2)Pemerintahan yang dominantif
3)Pemerintahan yang sentralisasi.
b.Bidang Ekonomi
1)Terjadi kesenjangan sosial
2)Konglomerasi.
3)Terjadi korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Sehari kemudian , Presiden B.J. Habiebie mengumumkan susunana Kabinet Reformasi Pembangunan dan dilantik pada tanggal 23 Mei 1998. Di dalam kabinet baru ini , Presiden mengikutsertakan beberapa menteri yang berasal dari luar Golkar sebagai anggota kabinetnya. Namun hal ini bukan berarti kabinet Presideb B.J. Habiebie dapat begitu saja diterima, karena pemerintahan baru ini tetap dianggap sebagai kelanjutan dari kekuasan Orde Baru. Sementara itu, para pendukung reformasi sendiri terbagi menjadi dua, antara yang mendukung dan menolak pemerintahan B.J. Habiebie.
Tuntutan reformasi yang bertujuan memperbaiki keadaan berubah arah menjadi anarki di beberapa tempat karenaadanya perbedaan penafsiran tentang arti reformsi untuk kepentingan tertentu. Penyimpangan terhadap tujuan reformasi itu dapat dilihat pada beberapa hal, seperti penjarahan tidak terkendali yang terjadi di berbagai tempatdan upaya menurunkan seorang dari jabatan yang dilakukkan massa tanpa aturan yang jelas. Penyimpangan itu juga dapat dilihat pada berkembangnya hujatan dan opini yang tidak didasarkan pada pemikiran yang dalam, baikdidalam masyarakat mupun media massa. Akibatnya , segala sesuatu yang dianggap baik pada massa Orde Baru segera dianggap jelek pada massa reformasi. Pengkultsan dan penistaan dilakukan silih berganti dengan mudah, dan kekerasan seolah-oloah telah menjadi sesuatu yang biasa.
A. Sejarah lahirnya orde reformasi
6 Tuntutan Reformasi
- Penegakan supremasi hukum
- Pemberantasan KKN (korupsi Kolusi dan Nepotisme)
- Pengadilan mantan Presiden Soeharto dan kroninya
- Amandemen UUD 1945
- Pencabutan dwifungsi ABRI
- Pemberian otonomi daerah seluas- luasnya.
Pahalawan Reformasi
Empat pahlawan
reformasi 1998 adalah: Elang Surya Lesmana, Hafidhin Royan, Hendriawan Sie, dan
Hery Hertanto.
Pemerintahan Pasca Reformasi
Dalam rangka menanggapi tuntutan reformasi dari
masyarakat dan agar dapat mewijudkan tujuan dari reformasi tersebut maka
B.J.Habibie mengeluarkan beberapa kebijakan, antaranya:
- Kebijakan dalam bidang politik. reformasi dalam bidang politik berhasil mengganti lima paket undang-undang masa orde baru dengan tiga undang-undang politik yang lebih demokratis. Berikut ini tiga undang-undang tersebut: UU No. 2 Tahun 1999 tentang partai politik; UU No. 3 Tahin 1999 tentang pemilihan umum dan UU No. 4 Tahun 1999 tentang susunan dan kedudukan DPR/MPR.
- Kebijakan Dalam Bidang Ekonomi. Untuk memperbaiki prekonomian yang terpuruk, terutama dalam sektor perbankan, pemerintah membentuk Badan Penyehatan Perbankan Nasional ( BPPN ). Selanjutnya pemerintah mengeluarkan UU No 5 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen.
- Kebebasan Dalam Menyampaikan Pendapat dan Pers. Kebebasan menyampaikan pendapat dalam masyarakat mulai terangkat kembali. Hal ini terlihat dari mumculnya partai-partai politik dari berbagaia golongan dan ideology. Masyarakat dapat menyampaikan kritik secara terbuka kepada pemerintah. Di samping kebebasan dalam menyampaikan pendapat, kebebasan juga diberikan kepada Pers. Reformasi dalam Pers dilakukan dengan cara menyederhanakan permohonan Surat Ijin Usaha Penerbitan ( SIUP ).
- Pelaksanaan Pemilu. Pada masa pemerintahan B.J. Habibie berhasil diselenggarakan pemilu multipartai yang damai dan pemilihan presiden yang demokratis. Pemilu tersebut diikuti oleh 48 partai politik. Dalam pemerintahan B. J. Habibie juga berhasil menyelesaikan masalah Timor Timur . B.J.Habibie mengambil kebijakan untuk melakukan jajak pendapat di Timor Timur. Referendum tersebut dilaksanakan pada tanggal 30 Agustus 1999 dibawah pengawasan UNAMET. Hasil jajak pendapat tersebut menunjukan bahwa mayoritas rakyat Timor Timur lepas dari Indonesia. Sejak saat itu Timor Timur lepas dari Indonesia. Pada tanggal 20 Mei 2002 Timor Timur mendapat kemerdekaan penuh dengan nama Republik Demokratik Timor Leste.
Selain dengan adanya kebijakan-kebijakan yang
dikeluarkan oleh B.J. Habibie, perubahan juga dilakukan dengan penyempurnaan
pelaksanaan dan perbaikan peraturan-peraturan yan tidakk demokratis, dengan
meningkatkan peran lembaga-lembaga tinggi dan tertinggi negara dengan
menegaskan fungsi, wewenang dan tanggung jawab yang mengacu kepada prinsip
pemisahan kekuasaan dn tata hubungan yang jelas antara lembaga Eksekutuf,
Legislatif dan Yudikatif.
Masa reformasi berusaha membangun kembali kehidupan
yang demokratis antara lain :
- Keluarnya ketetapan MPR RI No X / MPR/1998 Tentang Pokok-Pokok Reformasi.
- Ketetapan No VII/MPR/ 1998 tentang pencabutan Tap MPR tentang referendum
- Tap MPR RI No XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan negara yang bebas dari KKN.
- Tap MPR RI No XIII/MPR/1998 tentang pembatasan masa jabatan presiden dan wakil presiden RI.
- Amandemen UUD 1945 sudah sampai Amandemen I,II,III,IV.
B. PERKEMBANGAN POLITIK DAN EKONOMI PADA MASA
REFORMASI
1. Munculnya Gerakan Reformasi
Reformasi
merupakan suatu perubahan tatanan perikehidupan lama dengan tatanan
perikehidupan yang baru dan secara hukum menuju ke arah perbaikan. Gerakan
reformasi, pada tahun 1998 merupakan suatu gerakan untuk mengadakan pembaharuan
dan perubahan, terutama perbaikan dalam bidang politik, sosial, ekonomi, dan
hukum.
Buah perjuangan
dari reformasi itu tidak dapat dipetik dalam waktu yang singkat, namun
membutuhkan proses dan waktu.
Masalah yang
sangat mendesak, adalah upaya untuk mengatasi kesulitan masyarakat banyak
tentang masalah kebutuhan pokok (sembako) dengan harga yang terjangkau oleh
rakyat.
Sementara itu,
melihat situasi politik dan kondisi ekonomi Indonesia yang semakin tidak
terkendali, rakyat menjadi semakin kritis menyatakan pemerintah Orde Baru tidak
berhasil menciptakan kehidupan masyarakat yang makmur, adil, dan sejahtera.
Oleh karena itu, munculnya gerakan reformasi bertujuan untuk memperbaharui
tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Beberapa agenda reformasi yang disuarakan para
mahasiswa anatara lain sebagai berikut :
Adili Soeharto dan kroni-kroninya.
Amandemen UUD 1945
Penghapusan Dwi Fungsi ABRI
Otonomi daerah yang seluas-luasnya
Supremasi hukum
Pemerintahan yang berisi dari KKN (Korupsi,
Kolusi, Nepotisme).
2. Kronologi Reformasi
Pada awal bulan
Maret 1998 melalui Sidang Umum MPR, Soeharto terpilih kembali menjadi Presiden
Republik Indonesia, serta melaksanakan pelantikan Kabinet Pembangunan VII.
Namun pada saat itu semakin tidak kunjung membaik. Perekonomian mengalami
kemerosotan dan masalah sosial semakin menumpuk. Kondisi dan siutasi seperti
ini mengundang keprihatinan rakyat.
Mamasuki bulan
Mei 1998, para mahasiswa dari berbagai daerah mulai bergerak menggelar
demostrasi dan aksi keprihatinan yang menuntut turunya Soeharto dari kursi
kepresidenannya.
Pada tanggal 12
Mei 1998 dalam aksi unjuk rasa mahasiswa Universitas Trisakti, terjadi
bentrokan dengan aparat keamanan yang menyebabkan tertembaknya empat mahasiswa
hingga tewas.
Pada tanggal 19
Mei 1998 puluhan ribu mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Jakarta dan
sekitarnya berhasil menduduki Gedung DPR/MPR. Pada tanggal itu pula di
Yogyakarta terjadi peristiwa bersejarah. Kurang lebih sejuta umat manusia
berkumpul di alun-alun utara kraton Yogyakarta untuk mndengarkan maklumat dari
Sri Sultan Hamengku Bowono X dan Sri Paku Alam VII. Inti isi dari maklumat itu
adalah menganjurkan kepada seluruh masyarakat untuk menggalang persatuan dan
kesatuan bangsa.
Pada tanggal 20
Mei 1998, Presiden Soeharto mengundang tokoh-tokoh bangsa Indonesia untuk
dimintai pertimbangannya membentuk Dewan Reformasi yang akan diketuai oleh
Presiden Soeharto, namun mengalami kegagalan.
Pada tanggal 21
Mei 1998, pukul 10.00 WIB bertempat di Istana Negara, Presiden Soeharti
meletakkan jabatannya sebagai presiden di hadapan ketua dan beberapa anggota
dari Mahkamah Agung. Presiden menunjuk Wakil Presiden B.J. Habibie untuk
menggantikannya menjadi presiden, serta pelantikannya dilakukan didepan Ketua
Mahkamah Agung dan para anggotanya. Maka sejak saat itu, Presiden Republik
Indonesia dijabat oleh B.J. Habibie sebagai presiden yang ke-3.
ndapat di muka umum dapat berupa suatu tuntutan,
dan koreksi tentang suatu hal.
c. KONDISI SOSIAL DAN EKONOMI MASYARAKAT SEJAK
REFORMASI
1. Kondisi
Sosial Masyarakat Sejak Reformasi
Sejak krisis moneter yang melan da pada pertengahan tahgun 1997, perusahaan
perusahaan swasta mengalami kerugaian yang tidak sedikit, bahkan pihak
perusahaan mengalami kesulitan memenuhi kewajibannya untuk membayar gaji dan
upah pekerjanya.
Keadaan seperti ini menjadi masalah yang cukup berat karena disatu sisi
perusahaan mengalami kerugaian yang cukup besar dan disisi lain para pekerja
menuntut kenaikan gaji. Tuntutan para pekerja untuk menaikkan gaji sangat sulit
dipenuhi oleh pihak perusahaan, akhirnya banyak perusahaan yang mengambil
tindakan untuk mengurangi tenaga kerja dan terjadilah PHK.
Para pekerja yang
deberhentikan itu menambah jumlah pengangguran, sehingga jumlah pengangguran
diperkirakan mencapai 40 juta orang. Pengangguran dalam jumlah yang sangat
besar ini akan menimbulkan terjadinya masalah masalah social dalam kehidupan
masyarakat. Dampak susulan dari pengangguran adalah makin maraknya tindakan
tindakan criminal yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.
Oleh karena itu
hendaknya pemerintah dengan serius menangani masalah pengangguran dengan
membuka lapangan kerja yang dapat menampung para penganggur tersebut. Langkah
berikutnya, pemerintah hendaknya dapat menarik kembali para investor untuk
menanamkan modalnya di Indonesia, sehingga dapat membuka lapangan kerja baru
untuk menampung para penganggur tersebut. Masalah pengangguran merupakan
masalah social dalam kehidupan masyarakat dan sangat peka terhadap segala
bentuk pengaruh.
2. Kondisi Ekonomi Masyarakat Indonesia
Sejak
berlangsungnya krisis moneter pertengahan tahun 1997, ekonomi Indonesia mulai
mengalami keterpurukan. Keadaan perekonomian makin memburuk dan kesejahteraan
rakyat makin menurun. Pengangguran juga semakin luas. Sebagai akibatnya,
petumbuhan ekonomi menjadi sangat terbatas dan pendapatan perkapita cenderung
memburuk sejak krisis tahun 1997.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari
Sejarah panjang mengenai dinamika politik pada masa orde lama di Indonesia yang
berhubungan dengan praktek politik berdasar demokrasi muncul semenjak
dikelurkannya Maklumat Wakil Presiden No.X, 3 November 1945, yang menganjurkan
pembentukan partai-partai politik. Perkembangan demokrasi dalam masa revolusi
dan demokrasi parlementer dicirikan oleh distribusi kekuasaan yang khas.
Presiden Soekarno ditempatkan sebagai pemilik kekuasaan simbolik dan
ceremonial, sementara kekuasaan pemerintah yang nyata dimiliki oleh Perdana
Menteri, kabinet dan parlemen. Kegiatan partisipasi politik di masa itu
berjalan dengan hingar bingar, terutama melalui saluran partai politik yang
mengakomodasikan berbagai ideologi dan nilai-nilai primordialisme yang tumbuh
di tengah masyarakat. Namun, demikian, masa itu ditandai oleh terlokalisasinya
proses politik dan formulasi kebijakan pada segelintir elit politik semata, hal
tersebut ditunjukan pada rentang 1945-1959 ditandai dengan adanya
tersentralisasinya kekuasaan pada tangan elit-elit partai dan masyarakat berada
dalam keadaan terasingkan dari proses politik.
Namun
pada akhirnya masa tersebut mengalami kehancuran setelah adanya perpecahan
antar-elit dan antar-partai politik di satu sisi dan pada sisi yang lain adalah
karena penentangan dari Soekarno dan Militer terhadap distribusi kekuasaan yang
ada, terlebih Bung Karno sangat tidak menyukai jika dirinya hanya dijadikan
Presiden simbolik. Perpecahan yang terjadi diantara partai politik yang
diperparah oleh konflik tersembunyi antara kekuatan partai dengan Bung Karno
dan Militer, serta adanya ketidakmampuan sistem cabinet dalam merealisasikan
program-programnya dan mengatasi potensi perpecahan regional, telah membuat
periode revolusi dan demokrasi parlementer oleh krisis integrasi dan stabilitas
yang parah. Pada keadaan inilah Bung Karno memanfaatkan situasi dan pihak
militer untuk menggeser tatanan pemerintahan ke arah demokrasi terpimpin pun
ada di depan mata. Dengan adanya Konsepsi Presiden tahun 1957,
direalisasikannya nasionalisasi ekonomi, dan berlakunya UU darurat, maka pintu
ke arah Demokrasi terpimpin pun dapat diwujudkan seperti apa yang telah dia
idam-idamkan. Mengenai demokrasi terpimpin yang sudah di depan mata Bung
Karno. Jelas permasalahan dari demokrasi terpimpin sendiri kita ketahui adalah
berubahnya peta distribusi kekuasaan. Kekuasaan yang semula terbagi dalam
sistem parlementer berubah menjadi kekuasaan yang terpusat (sentralistik) pada
tangan Bung Karno, dan secara signifikan diimbangi oleh peran dan kekuasaan PKI
dan Angkatan Darat. Dan akhirnya menjadi blunder bagi Bung Karno sendiri dengan
adanya peristiwa pemberontakan PKI tanggal 30 september 1965 dalam
kepemerintahannya. Setelah itu terjadi penyerahan kekuasaan dari Orde Lama ke
Orde Baru.
Keruntuhan
Orde Lama dan kelahiran Orde Baru di penghujung tahun 1960-an menandai
tumbuhnya harapan akan perbaikan keadaan sosial, ekonomi dan politik. Dalam
kerangka ini, banyak kalangan berharap akan terjadinya akselerasi pembangunan
politik ke arah demokrasi. Salah satu harapan dominan yang berkembang saat itu
adalah bergesernya power relationship antara negara dan masyarakat. Harapan
akan tumbuhnya demokrasi tersebut adalah harapan yang memiliki dasar argumen
empirik yang memadai diantaranya adalah berbeda dengan demokrasi terpimpin Bung
Karno yang lahir sebagai produk rekayasa elit, orde baru lahir karena adanya
gerakan massa yang berasal dari arus keinginan arus bawah, kemudian rekrutmen
elit politik di tingkat nasional yang dilakukan oleh pemerintah Orde Baru pada
saat pembentukannya memperlihatkan adanya kesejajaran. Dalam artian, mengenai
kebijakan politik yang ada tidak lagi diserahkan pada peran politis dan
ideology, melainkan pada para teknokrat yang ahli. Sejalan dengan dasar empirik
sebelumnya, masa awal orde baru ditandai oleh terjadinya perubahan besar dalam
pegimbangan politik di dalam Negara dan masyarakat, sebelumya pada era Orde
Lama kita tahu bahwa pusat kekuasaan ada di tangan presiden, militer dan PKI.
Namun pada Orde Baru terjadi pergeseran pusat kekuasaan dimana dibagi dalam
militer, teknokrat, dan kemudian birokrasi. Namun harapan itu akhirnya menemui
ajalnya ketika pada pemilu 1971, golkar secara mengejutkan memenangi pemilu
lebih dari separuh suara dalam pemilu.Itulah beberapa sekelumit cerita tentang
Orde Lama dan Orde Baru, tentang bagaimana kehidupan sosial, politik dan
ekonomi di masa itu. Yang kemudian pada orde baru akhirnya tumbang bersamaan
dengan tumbangnya Pak Harto atas desakan para mahasiswa di depan gendung DPR
yang akhrinya pada saat itu titik tolak era Reformasi lahir. Dan pasca
reformasilah demokrasi yang bisa dikatakan demokrasi yang di Inginkan pada saat
itu perlahan-lahan mulai tumbuh hingga sekarang ini.
B. SARAN
Perjalanan kehidupan
birokrasi di Indonesia selalu dipengaruhi oleh kondisi sebelumnya. Budaya
birokrasi yang telah ditanamkan sejak jaman kolonialisme berakar kuat hingga
reformasi saat ini. Paradigma yang dibangun dalam birokrasi Indonesia lebih
cenderung untuk kepentingan kekuasaan. Struktur, norma, nilai, dan regulasi
birokrasi yang demikian diwarnai dengan orientasi pemenuhan kepentingan
penguasa daripada pemenuhan hak sipil warga negara. Budaya birokrasi yang korup
semakin menjadi sorotan publik saat ini. Banyaknya kasus KKN menjadi cermin
buruknya mentalitas birokrasi secara institusional maupun individu.
Sejak orde lama hingga reformasi,
birokrasi selalu menjadi alat politik yang efisien dalam melanggengkan
kekuasaan. Bahkan masa orde baru, birokrasi sipil maupun militer secara
terang-terangan mendukung pemerintah dalam mobilisai dukungan dan finansial.
Hal serupa juga masih terjadi pada masa reformasi, namun hanya di beberapa
daerah. Beberapa kasus dalam Pilkada yang sempat terekam oleh media menjadi
salah satu bukti nyata masih adanya penggunaan birokrasi untuk suksesi.
Sebenarnya penguatan atau ”penaklukan” birokrasi bisa saja dilakukan dengan catatan bahwa penaklukan tersebut didasarkan atas itikad baik untuk merealisasikan program-program yang telah ditetapkan pemerintah. Namun sayangnya, penaklukan ini hanya dipahami para pelaku politik adalah untuk memenuhi ambisi dalam memupuk kekuasaan.
Sebenarnya penguatan atau ”penaklukan” birokrasi bisa saja dilakukan dengan catatan bahwa penaklukan tersebut didasarkan atas itikad baik untuk merealisasikan program-program yang telah ditetapkan pemerintah. Namun sayangnya, penaklukan ini hanya dipahami para pelaku politik adalah untuk memenuhi ambisi dalam memupuk kekuasaan.
Mungkin dalam hal ini, kita sebagai penerus
bangsa harus mampu dan terus bersaing dalam mewujudkan Indonesia yang lebih
baik dari sebelumnya , harga diri bangsa Indonesia adalah mencintai dan menjaga
aset Negara untuk dijadikan simpanan buat anak cucu kelak. Dalam proses
pembangunan bangsa ini harus bisa menyatukan pendapat demi kesejahteraan
masyarakat umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://adhye-story.blogspot.com/2012/05/makalah-politik-orde-lama-dan-orde-baru.html http://sokhi95.blogspot.com
om/2013/04/makalah-mengenai-orde-lama-orde-baru.html
http://pemerintahanordebaru.blogspot.com/
Posting Komentar